Saturday, January 18, 2014

PERJALANANKU DENGAN GORENGAN



Perjalananku Dengan Gorengan

suatu hari di desa pinggiran, di dalamnya terdapat masyarakat kecil, yang rata-rata mereka bekerja sebagai buruh pabrik atau pun buruh tani.
dipagi hari yang di selimuti kabut lebat, terdapat sebuah gubuk bergenting daun tebu (welit=jawa) yang di huni oleh ibuk tua<sukarsih 65th> dan anak semata wayangnya<ahmad 12th> yang sedang sibuk di dapur menggoreng gorengan lompiyah dan tahu isi untuk di jual di perkotaan.
sekitar pukul 05:30 ibu sukarsih menjual kuenya ke kota untuk menghidupi keluarganya dan membiayai sekolah anaknya yang sedang duduk di bangku sekolah dasar kelas enam. meskipun penghasilan ibu sukarsih sangat sedikit, akan tetapi ibu sukasih meski sudah lanjut usia tetap berusaha sekeras mungkin agar anak semata wayangnya tetap melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi.
setahun kemudian, ibu sukarsih meninggal dunia karena penyakit asmanya yang diderita dan meninggalkan anaknya yang masih berumur 13th. didalam rumah tersebut hanya  tinggal ahmad seorang, hari demi hari ahmad melakukan segala sesuatu sendirian. akan tetapi ahmad ingat dengan pesan ibu nya sebelum meninggal ”mad, jangan sampai kamu putus sekolah nak..,”. dengan pesan terakhir ibu nya ahmad tetap semangat untuk melanjudkan pendidikanya.
tiga hari ahmad tidak masuk sekolah. dimalam hari yang sunyi dengan di temani bnyi jangkrik, ahmad duduk di kursi yang terbuat dari bambu depan rumahnya termenung  karena bingung dengan apa dia bisa tetap sekolah. karena ahmad anak yang pintar, ahmad mempunyai inisiatif untuk berjualan gorengan sambil sekolah agar ahmad tetap bisa melanjudkan pendidikanya.
tahun ketahun, hari demi hari terus berjalan, ahmad berjualan sambil sekolah hingga ahmad hampir lulus SMA. karena ahamad anak yang pandai, ahmad selalu mendapatkan biasiswa di sekolahanya. serta uang hasil berjualan sebagian ditabung dan sebagian untuk menyambung hidup ahmad. pada waktu itu ahmad mempunyai impian untuk menjadi seorang dokter.
setahun kemudian. ahmad lulus SMA, ahmad tidak melanjutkan setudinya kejenjang yang lebih tinggi, karena ahmad tidak mempunyai biaya kuliah kedokteran untuk menggapai impianya menjadi seorang dokter. akan tetapi ahmad tidak putus asa untuk menggapai impianya tersebut. ahmad memutuskan untuk berjualan gorengan dan hasilnya ditabung untuk biaya kuliah kedokteran.
suatu hari, gorengan ahmad belum laku sedikit pun hingga siang hari gorenganya belum habis. dengan panas terik matahari yang menyengat, ahmad terus berjualan.
suatu ketika ahmad sampai di depan gerbang rumah yang megah, dengan rasa lelah dan haus dan terpaksa, ahmad menekan bel tanda ada tamu untuk meminta segelas air putih. ketika bel telah berbunyi harapan ahmad yang keluar adalah pembantunya dan ahmad meminta air minum kepadanya. akan tetapi ketika bel berbunyi ternyata yang keluar bukan pembantunya melainkan majikanya<nawangsari 30th>. dengan ragu dan gemetar ahmad merasa takut untuk mengatakan tujuan awalnya. karena ahmad merasa takut awalnya tujuan ahmad untuk minta air minum ahmad menawarkan gorengannya kepada majikan tersebut “emm.., buk, mau beli gorengan?”(dengan wajah yang menghadap tanah, ahmad mengatakan). majikan atau ibu nawangsari menjawabnya”oh.., endak nak.., di rumah masih banyak..”. ahmad pun terdiam serta merasakan haus. ibu itu pun bertanya-tanya”ada apa nak..?”, ahmad tetap terdiam merasakan haus, berulang kali ibu nawangsari bertanya kepada ahmad, tapi ahmad tidak menjawabnya karena takut. lama kelamaan ahmad memaksakan dirinya untuk berkata terusterang kepada ibu tersebut. dengan rasa takut dan gemetar, ahmad berterusterang kepada ibu tersebut “buk.., apakah saya boleh meminta segelas air putih”. ketika itupun ibu tersebut langsung melangkah cepat untuk mengambilkan segelas air putih untuk ahmad.
setelah menit kemudian ibu nawangsari datang di depan ahmad dengan membawa segelas air putih(susu) sambil berkata”ini nak air putihnya”, ahmad menjawab”loh, saya kan minta air putih buk.., kok di beri air susu?” ibu nawangsari menjawab dengan senyum”iya.., ini air putihnya..”, dengan tidak segan-segan ahmad segera meminumnya. ibu nawangsari memandang wajah ahmad sambil berkata”dihabiskan nak..”, ahmad tidak menjawab karena masih meminumnya. setelah itu ahmad mengembalikan gelasnya dan berkata”trimakasih banyak buk..?” ibu nawangsari menjawab sambi tersenyum”iya.. sama-sama..”. ketika ahmad melangkah pergi, ibu nawangsari bertanya kepada ahmad” nama kamu siapa nak?” ahmad menjawab”nama saya ahmad buk..” sambil membawa gorengan yang di jualnya.
beberapa tahun kemudian setelah perjalanan ahmad yang begitu panjang. singkat cerita, suami ibu nawangsari pakharto namanya yang berumur 50th jatuh sakit. pak harto menderita penyakit jantung yang sudah lama dideritanya. pada waktu itu ibu nawangsari membawa pak harto ke Rumahsakit Doktor Suekarno. yang dulunya ibu nawangsari itu trkenal kaya sekarang ibu nawang sari berbalik menjadi miskin, karena proyek suaminya bangkrut.
suatu ketika dokter memeriksa pak harto, dokter itu terkejut dengan pasyennya, terkejutnya dokter tersebut bukan karena penyakitnya, akan tetapi terkejud karena pasyen tersebut adalah suami dari istri ang memberi ahmad segelas air susu ketika ahmad kecil. kemudian dokter bertanya kepada ibu nawang sari dengan nada rendah hati”buk.., bapak bapak kok bisa sakit jantng buk..”ibu nawang sari menjawabnya”gini dok.., sebenarnya suami saya menderita penyakit jantung sudah lama, akan tetai kemarin kambuh lagi, karena kaget proyeknya bangkrut”. pada waktu itu ibu nawang sari tidak menyadari bahwa dokter yang merawat suaminya tersebut adalah anak kecil yang diberi  segelas susu olehnya. ibu nawang sari meratapi wajah suaminya dengan kesedihan yang dideritanya, rumah, dan mobil dll di jual untuk melunasi proyeknya.
hari demi hari dokter merawat dengan telaten suami ibu nawang sari. akan tetapi usaha yang di berikan kepada suami ibu nawang sari agar suaminya bisa sembuh terkalah kan dengan takdir tuhan. pak suharto meninggal dunia, ibu nawangsari pun menangis dan memeluk suaminya. dokter atau ahmad yang berdiri di belakang ibu nawangsari denagn rasa berduka citanya sambil memegang pundak ibu tersebut sambil berkata”sabar ya bu.., anda masih memiliki anak-anak yang juga sayang sama ibu..”ibu nawangsari menjawab”saya tidak memiliki anak dok”. seketika itu pun dokter matanya berkaca-kaca seperti mau menjatuhkan air matanya karena mendengar cerita ibu nawangsari.
pada waktu itu, dokter bertanya kepada ibu nawang sari”bu.. apakah ibu tidak ingat dengan saya..?” ibu itu menjawabnya”tidak dok, ada apa dok?” dengan cucuran air mata ibu nawang sari menjawabnya. dokter ahmad pun terdiam beberapa menit. setelah itu dokter ahmad pun mulai menyadarkan ibu nawangsari “bu.., apakah ibu ingat dengan anak kecil yang membawa gorengan dengan baju sekolahnya yang meminta segelas air putih tapi di beri segelas susu” dengan bergarisnya air mata di wajah ibu nawang sari, ibu itu menjawab dengan memandang wajah dokter ahmad”apakah itu anda dok..?” dokter menjawab dengan tersenyum. seketika itu pun dokter meminta kepada ibu nawangsari untuk menjadi ibu angkatnya”bu, saya ingin ibu menjadi ibu angkat saya bu.., apakah ibu mau?” ibu nawangsari tidak menjawab karena terkejut. berlulang kali dokter mengatakan demikian pada akhirnya ibu nawang sari menjawabnya”mau nak..” seraya itu pun dokter ahmad langsung memeluk ibu nawang sari dengan di antarnya air mata, dokter ahmad sambil berkata”terimakasih banyak bu..” sambil menghadirkan ibunya ahmad di dalam fikiran . jawab ibu nawang sari”iya nak..” sambil mengusap punggung dokter ahmad.
waktu demiwaktu, hari demi hari telah berlalu. dokter ahmad dengan ibu nawang sari tinggal bersama satu rumah. akan tetapi ahmad tidak pernah melupakan perjuanganya serta ketulusan dan keiklasan ibunya yang telah meninggal dan ibu angkatnya, yang tinggal dengan tentram dan damai.

No comments:

Post a Comment